Sumber: Counterpunch
Pengambilalihan lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl oleh pasukan militer Rusia menimbulkan ancaman terhadap keselamatan dan kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya di era atom.
Untuk pertama kalinya, perang terjadi di negara yang memiliki reaktor tenaga nuklir.
Ukraina adalah rumah bagi Reaktor Chernobyl No. 4, yang mengalami bencana kehancuran pada tahun 1986. Meskipun pembangkit listrik tersebut tidak lagi beroperasi, sejumlah besar limbah radioaktif disimpan dalam sebuah bangunan beton (disebut New Safe Confinement) yang kemudian dibangun di atasnya. .
Reaktor Chernobyl #1 untuk #3 remained operational until they were shut down in the 1990s, but still store enormous amounts of waste. Consisting mostly of Cesium-137, Strontium-90, and Plutonium-239, the waste will remain radioactive for thousands of years.
Lingkungan bermil-mil di sekitar lokasi Chernobyl masih sangat terkontaminasi akibat pelepasan limbah tersebut. Sejak pasukan Rusia mengambil alih wilayah tersebut, dilaporkan adanya lonjakan tingkat radioaktivitas di udara. Peningkatan radiasi, menurut Reuters, dikaitkan dengan “aktivitas militer yang menyebabkan debu radioaktif beterbangan ke udara.”
Selain Chernobyl, terdapat 15 reaktor tenaga nuklir di empat pembangkit listrik yang masih beroperasi di Ukraina. Zaporozhye adalah rumah bagi enam reaktor, menjadikannya pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dan salah satu dari 10 pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia. Letaknya di bagian timur Ukraina, wilayah yang paling dekat dengan perbatasan dengan Rusia.
Setiap reaktor, di Chernobyl dan tempat lain di Ukraina, mengandung sejumlah besar limbah radioaktif nuklir tingkat tinggi. Hilangnya air pendingin akan menyebabkan pelepasan radioaktivitas secara besar-besaran ke udara, air, dan persediaan makanan.
Kehancuran besar-besaran pada pembangkit listrik tenaga nuklir telah terjadi di Chernobyl dan baru-baru ini, pada tahun 2011, di Fukushima, Jepang. Konsekuensi kesehatannya sangat tragis.
Lebih dari 100 bahan kimia radioaktif yang dihasilkan dari ledakan senjata nuklir dan operasi reaktor nuklir dilepaskan ke lingkungan. Masing-masing bahan kimia radioaktif ini meningkatkan risiko kanker dan penyakit lainnya. Janin, bayi dan anak kecil sangat rentan.
Pada tahun 2009, Akademi Ilmu Pengetahuan New York menerbitkan sebuah buku Chernobyl: Konsekuensi Bencana bagi Manusia dan Lingkungan. Sebuah tim ilmuwan Eropa yang dipimpin oleh Dr. Alexei Yablokov, mantan penasihat lingkungan hidup Presiden Rusia Boris Yeltsin dan Mikhail Gorbachev, mengumpulkan lebih dari 5,000 studi penelitian, sebagian besar ditulis dalam bahasa Rusia dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
Hasilnya sangat mengejutkan. Tim Yablokov memperkirakan bahwa hanya dalam 20 tahun pertama setelah kehancuran Chernobyl, terjadi sekitar 986,000 kematian akibat bencana tersebut, banyak di antaranya terjadi di wilayah Ukraina, Belarusia, dan Rusia. Persentase anak-anak yang tinggal di daerah-daerah yang dianggap sehat turun dari 80% menjadi 20%. Tingkat kanker tertentu melonjak, termasuk kanker tiroid pada masa kanak-kanak di Ukraina (20 kali lebih tinggi) dan Belarus (200 kali lebih tinggi). Tingkat penyakit yang menyerang banyak organ tubuh semuanya meningkat di wilayah yang paling dekat dengan Chernobyl.
Tim Yablokov mengindikasikan bahwa jumlah korban akan terus bertambah, jauh setelah buku tersebut diterbitkan.
Kehancuran di Chernobyl dan Fukushima adalah sebuah kecelakaan. Bencana Chernobyl terjadi karena kesalahan manusia. Bencana Fukushima diakibatkan oleh kondisi cuaca buruk. Peristiwa ini terjadi di fasilitas yang dikelola oleh para ilmuwan yang berusaha mati-matian menghentikan penyebaran radioaktivitas.
Situasi saat ini berbeda. Pengambilalihan Chernobyl oleh kekuatan militer yang bermusuhan menggeser rantai komando dalam pengelolaan reaktor dari para ilmuwan, yang membutuhkan kehadiran terus-menerus. CNN melaporkan bahwa tentara Rusia menyandera staf Chernobyl.
Apalagi, lokasi Chernobyl kini berada di zona perang. Pasukan Rusia pindah ke lokasi Chernobyl karena lokasi tersebut merupakan rute terpendek dari Rusia ke ibu kota Ukraina, Kyiv, dari utara.
Apa akibat dari baku tembak di Chernobyl? Membobolnya penahan di Reaktor No. 4 saja dapat melepaskan sejumlah besar radioaktivitas, seperti halnya pelanggaran penyimpanan limbah berpendingin air di Reaktor 1-3.
Para pemimpin harus melakukan semua upaya yang disengaja menuju penyelesaian konflik di Ukraina secara damai, yang mencakup diakhirinya kendali militer atas Chernobyl dan pembangkit listrik tenaga nuklir lainnya di negara tersebut, sehingga radioaktivitas yang berbahaya dapat diamankan. Menghindari pelepasan besar-besaran bahan kimia beracun ini merupakan prioritas tertinggi, tidak hanya bagi Ukraina namun juga bagi Eropa dan dunia, dan harus dihindari dengan cara apa pun.
ZNetwork didanai semata-mata melalui kemurahan hati para pembacanya.
Menyumbangkan